Kolagen adalah sejenis protein yang ditemukan di seluruh jaringan ikat tubuh, seperti tulang, kulit, sendi, dan ligamen. Collagen juga di temukan pada berbagai makanan kaya protein, seperti daging sapi, ikan, dan beberapa unggas. Manfaat kolagen sangat bagus untuk meningkatkan elastisitas kulit, meredakan nyeri sendi, dan melindungi dari pengeroposan tulang.
Oleh sebab itu, maka tak heran jika kini banyak sekali minuman atau suplemen collagen yang di jual. Meski efektif, bukan berarti kamu boleh mengonsumsi collagen secara berlebihan, apalagi jika kamu memiliki riwayat penyakit ginjal. Mengapa? Simak efek collagen terhadap fungsi ginjal berikut ini:
Efek Samping Mengkonsumsi Kolagen untuk Ginjal
Semakin bertambahnya usia, pencernaan collagen dalam tubuh terjadi lebih cepat di bandingkan produksinya. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan collagen untuk menjaga kulit, tulang, dan tulang rawan tetap kuat dan sehat. Tapi di sisi lain, collagen ini punya beberapa dampak buruk untuk kesehatan ginjal, seperti:
- Meningkatkan Resiko Batu Ginjal
Ginjal memproses dan membuang senyawa limbah dan zat berlebih dari aliran darah, yang kemudian dikeluarkan melalui urin. Sejumlah kecil protein, termasuk kolagen, juga terdapat dalam urin. Jika seseorang mengonsumsi terlalu banyak kolagen, ginjal nya akan bekerja lebih keras. Hal ini akan menyebabkan masalah kesehatan. Dan membuat risiko terkena batu ginjal menjadi semakin tinggi.
Karena kolagen mengandung hidroksiprolin yang diubah menjadi kalsium oksalat di dalam tubuh. Yang mana kalsium oksalat sering menyebabkan batu ginjal. Gejalanya antara lain mual, nyeri, dan muntah.
Ada beberapa jenis batu ginjal, namun kalsium oksalat merupakan sejenis senyawa yang terdapat pada makanan nabati, seperti sayur mayur, buah-buahan, dan beberapa biji-bijian kacang-kacangan dengan kandungan kolagen yang tinggi.
- Menyebabkan Kelebihan Kalsium
Kalsium juga dapat mendorong perkembangan batu ginjal dengan meningkatkan penyerapan oksalat pada ginjal. Dalam sebuah penelitian, mengonsumsi 30 gram gelatin yang berasal dari kolagen meningkatkan ekskresi oksalat urin sebesar 43 persen setelah 24 jam. Beberapa penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa hidroksiprolin dosis tinggi dapat meningkatkan kadar oksalat dalam urin.
Hal ini umumnya dianggap berbahaya bagi kesehatan ginjal. Hasil ini diperkirakan berlaku pada orang dengan hiperoksaluria primer, kelainan genetik yang memengaruhi metabolisme oksalat dan meningkatkan risiko batu ginjal berulang.
Namun, sebagian besar penelitian ini menggunakan konsentrasi hidroksiprolin. Oleh karena itu, belum diketahui apakah kolagen dalam daging atau suplemen dapat mempengaruhi ekskresi oksalat urin dan menyebabkan batu ginjal jika dikonsumsi dalam jumlah normal.
Berapa Dosis Kolagen yang Aman untuk Ginjal?
Secara umum, suplemen kolagen tidak dianjurkan bagi mereka yang berisiko terkena batu ginjal. Di sisi lain, mengonsumsi kolagen dalam jumlah yang wajar sebagai bagian dari pola makan sehat kemungkinan besar tidak menyebabkan batu ginjal .
Mengurangi asupan oksalat juga dapat di lakukan untuk pencegahan batu ginjal. Menurut beberapa sumber, mengurangi asupan kalsium mungkin merupakan cara yang lebih efektif untuk mengurangi penyerapan oksalat dan melindungi terhadap pembentukan batu ginjal.
Pada dasarnya 2,5-15 gram adalah batas aman untuk asupan mengomsumsi kolagen per harinya. Atau kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan pribadi kamu. Pastikan juga kamu minum cukup cairan setiap hari untuk mengurangi risiko batu ginjal. Kalau kamu mempunyai penyakit batu ginjal ini dan ingin mengonsumsi kolagen, konsultasikan lebih dulu kepada dokter.
Itulah dia beberapa fakta tentang apakah kolagen baik untik kesehatan ginjal atau tidak. Semoga apa yang kami sampaikan tadi bisa bermanfaat, ya!